Dark Light

Blog Post

Ulinnuha > Ramadhan > Setelah Ramadhan Auto Bertakwa ?

Setelah Ramadhan Auto Bertakwa ?

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al Baqarah 183)

Cita-cita syrariat puasa dari teks ayat disini terpampang jelas bahwa bertujuan sebagai proses untuk menjemput takwa “la’llakum tattaqun” supaya kalian senantiasa bertakwa. Hal ini menjadi pertanyaan besar sebab jangankan setelah Ramadhan, saat Ramadhan-pun banyak yang tidak pantas menyandang gelar takwa. Dari maraknya orang-orang yang tidak berpuasa, bermaksiat di bulan Ramadhan dan banyak lagi, oleh karenanya hadits tentang dibelenggunya syaithan pada bulan Ramadhan menjadi pertanyaan besar, jika memang setan terbelenggu lalu mengapa banyak yang tidak berpuasa ?

Al Imam Qadhi Iyadh berkata “hadits ini dapat dipahami secara tekstual dengan makna sebenarnya, artinya bahwa setan benar-benar dibelenggu, tapi juga bisa dipahami secara majazi (kiasan atau konotatif) yaitu maksudnya adalah isyarat atas banyaknya pahala dan ampunan, sehingga upaya setan dalam mengganggu itu terbatasi seakan-akan mereka seperti terbelenggu. kemudian apakah benar Ramadhan dan puasa dengan pernak perniknya bisa membuat manusia auto bertakwa ?

Diujung ayat tentang kewajiban puasa, Allah berfirman “la’llakum tattaqun“ kalimat ini merupakan ungkapan yang tersusun dari tarajji (harapan) yang memiliki kemungkinan untuk terjadi, namun (Taraji) harapan yang dinisbatkan kepada manusia memiliki potensi untuk tidak terealisasi, semisal saat Allah berfirman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berdakwah. Allah berfirman “semoga, barangkali ia (fir’aun) sadar atau takut” (Q.S taha 44) kalimat harapan disini disandarkan kepada manusia (fir’aun) yang setelahnya justru tidak membuahkan keimanan pada diri fir’aun, bakan makin durjana. Artinya, Ramadhan tidak serta merta menjadikan manusia lansung bertakwa, tepatnya Ramadhan sebatas menjadi media atau fasilitator bagi tiap-tiap hamba untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, sebab dala meraih ketakwaan mesti diupayakan, bukan dengan cara instan yang tidak ada perjuangan (mujahadah an nafs).ia mesti dilatih, diupayakan dan dirawat. Diantara fasilitatas Ramadhan yang Allah hadirkan untuk menunjang ketakwaan ada seperti dilipatgandakan berbagai Kebajikan, terpilihnya Ramadhan sebagai bulan diturunkannya al-Qur’an, lailatul qadr, termasuk diantaranya apa yang telah disabdakan Nabi Muhammad tentang terbukanya surga, tertutupnya neraka dan terbelenggunya Setan. Dan semua keutamaan ini harus ada upaya, dijemput bukan ditunggu. Wallahu ‘alam

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *